Desa Sepang

Setelah dibentuknya pengurus dan pengelola Bank Sampah “Sami Asih” Desa Sepang, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Buleleng kukuhkan keberadaannya sebagai Bank Sampah di bawah naungan Bank Sampah Induk (BSI) Kabupaten Buleleng. Pengukuhan ini diselenggarakan di Ruang Rapat Lantai II Kantor Perbekel Sepang, Senin (19/10) siang dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Seksi Pengurangan Sampah DLH Kabupaten Buleleng, Made Hadi Saputra, SE. didampingi Penyuluh Lingkungan DLH dan Direktur Bank Sampah Induk Kabupaten Buleleng. Sementara itu Perbekel Sepang, I Putu Agung Mahardika didampingi Sekretaris Desa dan Pengurus Bank Sampah Sami Asih menyambut kedatangan pihak Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng tersebut.

Pengukuhan Bank Sampah ini ditandai dengan penyerahan SK Kadis Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng yang diserahkan oleh Kasi Made Hadi Saputra kepada Perbekel Sepang. Selanjutnya, Perbekel menyerahkan SK tersebut kepada Direktur Utama Bank Sampah Sami Asih, I Nyoman Rincim.

Dikutip dari Keputusan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Nomor: 400/224/KPTS.D/DLH/2020 tentang Pengurus Bank Sampah “Sami Asih” Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, bahwa Pengurus Bank Sampah nantinya mengemban empat tugas dan tanggungjawab pokok, meliputi 1) Mensosialisasikan Program Nangun Sat Kerthi Loka Bali dalam Pengurangan Sampah Plastik Sekali Pakai menuju Bali Bersih, Buleleng Bebas Sampah Plastik kepada warga Desa Sepang, 2) Membangun Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) serta memberikan pemahaman kepada warga di Desa Sepang agar melakukan penanganan sampah di Bank Sampah Sami Asih, 3) Melakukan pengurangan dan pemilahan sampah plastik melalui perluasan pelayanan Bank Sampah, dan 4) Bertanggungjawab/melaporkan hasil kegiatan kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng tiap bulannya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Pengurangan Sampah Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng, Made Hadi Saputra, SE. memaparkan bahwa hal paling penting dan mendasar yang harus dilaksanakan terkait dengan pengelolaan sampah yakni dengan melakukan pengelolaan sampah di sumbernya. Artinya, masing-masing rumah tangga harus bertanggungjawab dengan sampahnya sendiri dengan cara melakukan pemilahan antara sampah organik, sampah anorganik, dan sampah residu. Hal inilah yang harus disosialisasikan terlebih dahulu kepada masyarakat, agar dapat merubah kebiasaan dan pola pikir terhadap sampah itu sendiri. Nantinya sosialisasi dan pemberian edukasi kepada masyarakat ini merupakan salah satu tugas utama pengelola Bank Sampah. Pihaknya menambahkan, kebiasaan tersebut semestinya dapat dimulai dari diri sendiri, keluarga, lalu ditularkan kepada masyarakat.

Sementara itu, menurut Penyuluh Lingkungan DLH Kabupaten Buleleng, Ketut Budiasa, yang nantinya akan mendampingi Bank Sampah di desa, bahwa keberhasilan Bank Sampah akan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan pemilahan sampah dari masing-masing rumah tangga itu sendiri. Hal itu sebagai langkah awal keberlangsungan Bank Sampah di desa yang juga merupakan kunci keberhasilan TPS3R yang akan direncanakan di Desa Sepang. Tanpa adanya hal tersebut, pihaknya menggarisbawahi bahwa TPS3R tidak akan dapat berjalan dengan baik.

Sedangkan Direktur Bank Sampah Induk Kabupaten Buleleng, Bagus Suridnya, mengungkapkan bahwa Bank Sampah merupakan program nasional yang wajib ada di setiap desa. Pihaknya memaparkan mengenai sisi ekonomis pengelolaan sampah itu sendiri dan secara langsung juga bertujuan untuk kebersihan lingkungan. Bagus Suridnya berharap kesadaran akan pengelolaan sampah dari sumbernya dapat ditingkatkan untuk menyukseskan Bank Sampah yang ada di Desa Sepang.