Desa Sepang

Gubernur Bali telah melounching Gerakan Semesta Berencana Bali Resik Sampah Plastik yang merupakan sebuah implementasi dari Peraturan Gubernur Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai sekaligus untuk mewujudkan Bali yang bersih sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali.

Hal tersebut nampaknya direspon positif oleh masyarakat Bali khususnya di Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng. Dipantau kontributor SID Sepang, Sabtu (01/06) pagi tadi, belasan pemuda Desa Sepang melakukan gerakan turun langsung guna membersihkan timbunan sampah plastik di salah satu lokasi di Desa Sepang. Lokasi tersebut adalah “Pemelasan”, sebuah wilayah jalan Kabupaten yang membelah hutan lindung yang lokasinya tepat berada diperbatasan antara Desa Sepang dan Desa Pucaksari.

Sebagaimana dimuat website Desa Sepang edisi 25 Mei 2018 lalu, bahwasanya kawasan Pemelasan memang menjadi lokasi favorit bagi orang yang tidak bertanggungjawab dalam hal membuang sampah. Tempatnya yang sepi dan jauh dari pengawasan warga sekitar menjadi salah satu celah bagi sebagian orang untuk melakukan tindakan tersebut. Meskipun Pemdes Sepang telah memasang spanduk larangan membuang sampah, nampaknya hal tersebut belum mutlak dapat menjadi jaminan untuk menjadikan wilayah ini bersih dari sampah, utamanya sampah plastik.

Selengkapnya : Problematika 'si' Sampah

Dengan kondisi timbunan sampah yang kian hari semakin banyak, menggugah inisiatif beberapa kaum pemuda untuk melakukan tindakan nyata sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan. Dengan bermodalkan alat seadanya, mereka nampak antusias melakukan kegiatan pembersihan mulai dari pengumpulan sampah sampai dengan pembakaran.

Ironisnya, ditengah aktivitas tersebut ditemukan salah satu orang yang dengan sengaja akan  membuang sampah dilokasi tersebut. Sontak saja, kejadian “tangkap tangan” tersebut mengundang emosi dari para pemuda. Terlebih setelah ditelusuri, pelaku pembuangan sampah berasal dari desa tetangga. Namun demikian, salah satu peserta kegiatan nampak mendekati pelaku dan memberikan pemahaman agar tidak lagi melakukan hal serupa.

Kejadian ini sangat disayangkan oleh para peserta yang telah memperlihatkan kesadarannya, mereka menduga bahwa para pelaku adalah warga diluar Desa Sepang. Dugaan tersebut diperkuat dengan ditemukannya timbunan sampah yang diikat rapi berkarung-karung. Sehingga sangat tipis kemungkinannya bagi warga lokal yang melakukan tindakan tersebut, mengingat lokasinya yang jauh dari pemukiman serta dengan telah adanya bak dan tempat pembuangan sampah di Desa Sepang.

Sementara itu, salah satu anggota BPD Sepang I Putu Agus Sastrawan yang ikut serta dalam kegiatan tersebut mengemukakan bahwasanya berharap agar masalah kebersihan lingkungan dan kawasan pedesaan menjadi tanggungjawab semua pihak. Ia menilai, kedepan diperlukan dorongan kepada masyarakat agar sadar dengan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan tersebut, karena sesungguhnya sampah dapat menghasilkan nilai ekonomis yang sangat tinggi jika dapat diolah dengan baik.

Secara khusus menanggapi permasalahan sampah yang terjadi di kawasan Pemelasan, anggota BPD dari Banjat Dinas Sepang itu mengungkapkan inisiatifnya guna mendorong kerjasama antara Pemerintah Desa Sepang dengan Pemerintah Desa Pucaksari agar supaya dapat berperan serta dalam masalah lingkungan dengan memberikan pemahaman dan himbauan kepada masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya. “Khusus sampah di hutan Pemelasan kita selaku lembaga dan Pemerintah Desa akan mendorong kerjasama dan menyurati Pemdes Pucaksari agar masyarakatnya dihimbau untuk membuang sampah pada tempatnya.” tandasnya.