Artikel BKKBN : Kesehatan Reproduksi Balita

Operator: I Gede Prawira Santosa 26 Juni 2020 21:29:58 WITA

A. Pengenalan Organ Reproduksi

Apa itu organ reproduksi?

Sistem reproduksi atau sistem genital adalah sistem organ seks dalam organisme yang bekerjasama untuk tujuan reproduksi seksual.

Fungsi organ reproduksi perempuan

a. Vagina (liang senggama)

  • Menghubungkan rahim dengan dunia luar.
  • Panjang sekitar 6 – 9 cm.
  • Sebagai jalan lahir, sarana dalam hubungan seksual dan untuk menyalurkan darah dan lendir saat menstruasi.

 

b. Cervix (leher rahim)

  • Bagian terbawah dari rahim yang berhubungan langsung dengan liang senggama.
  • Melindungi bagian dalam rahim dari kuman.
  • Memproduksi lendir untuk menjaga janin dari lingkungan luar.

 

c. Uterus (rahim)

  • Organ berongga yang membentuk seperti buah pir dengan berat sekitar 30 gram (dewasa normal), dan tersusun oleh lapisan-lapisan otot.
  • Tempat tumbuh dan berkembangnya janin.
  • Otot pada rahim ini bersifat elastis sehingga bisa menyesuaikan dan menjaga janin ketika proses kehamilan selama 9 bulan.

 

d. Tuba falopii (saluran telur)

  • Organ yang menghubungkan rahim dengan indung telur.
  • Organ ini berjumlah dua, di kanan dan di kiri.
  • Saluran bertemunya sel sperma dan sel telur pada proses pembuahan.

 

e. Ovarium (lindung telur)

  • Kelenjar reproduksi utama pada wanita yang mempunyai fungsi untuk menghasilkan sel telur dan penghasil hormon seks yaitu estrogen dan progesterone.
  • Terdapat sepasang indung telur yang terletak di kanan dan kiri, dan dihubungkan dengan rahim oleh saluran telur.

 

f. Klitoris (kelentit)

  • Organ yang sangat sensitive terhadap rangsangan saat hubungan seksual, karena terdapat banyak persyarafan.
  • Identik dengan penis pada laki-laki.

 

g. Himen (selaput dara)

  • Merupakan selaput yang menutupi liang senggama.
  • Ketebalan dan elastisitas berbeda pada setiap individu, sehingga tidak pada setiap orang saat pertama berhubungan seksual akan berdarah.
  • Memiliki lubang untuk keluarnya darah menstruasi.

 

Fungsi organ reproduksi pria

a. Penis

Berfungsi untuk menyalurkan dan menyemprotkan sperma saat ejakulasi.

 

b. Skrotum (kantung zakar)

  • Tempat buah zakar.
  • Berfungsi untuk melindungi buah zakar dari trauma atau suhu.

 

c. Testis (buah zakar)

  • Normalnya sepasang (2 buah).
  • Berfungsi memproduksi sperma dan tempat memproduksi hormon pria (testosteron).

 

d. Vas deferens (saluran sperma)

  • Tempat menyimpan sebagian dari sperma sebelum dikeluarkan.
  • Berfungsi untuk menyalurkan sperma dari epididymis ke kantung mani.

 

e. Vesikula seminaris (kantung mani)

  • Kantung yang memproduksi cairan untuk membentuk air mani.
  • Terdiri dari 2 buah.

 

f. Kelenjar prostat

  • Memproduksi cairan encer yang berwarna putih menyerupai susu hingga keabu-abuan dan akan bersatu dengan cairan mani pada saat ejakulasi.

 

g. Urethra (saluran kemih)

  • Saluran yang menghubungkan kantung kemih ke lingkungan luar tubuh.
  • Saluran kemih berfungsi sebagai saluran pembuang baik pada sistem kemih atau ekskresi dan sistem seksual.
  • Pada pria, berfungsi juga dalam sistem reproduksi sebagai saluran pengeluaran sperma dan air mani.

 

h. Epididymis (tempat pematangan sperma)

  • Saluran yang bergulung yang terletak di belakang setiap buah zakar.
  • Berperan dalam mengumpulkan dan menyimpan sperma sebelum ejakulasi sewaktu berhubungan seksual dan sebagai tempat pematangan sperma.

 

B. Pengenalan Beberapa Kelainan dari Organ Reproduksi

Kelainan atau penyakit kelamin pada anak laki-laki

a. Mikropenis (Penis kecil)

  • Pertumbuhan penis lebih kecil daripada yang seharusnya, apabila panjang penis kurang dari rentang rata-rata ukuran penis laki-laki normal pada usia tertentu.
  • Acuan ukuran yang dapat dipakai adalah apabila ukuran penis kurang atau lebih kecil dari -2,5 SD (standard deviation) dari ukuran penis sesuai aslinya. Bila meragukan apakah terdapat mikropenis atau tidak sebaiknya anak segera dibawa ke dokter terdekat.

 

b. Fimosis (lubang kulit kulup sempit)

  • Kelainan berupa kulit kulup yang terlalu ketat dan tidak dapat ditarik ke bawah. Sehingga kulit kulup melekat pada kepala penis.
  • Ditandai dengan kebiasaan menangis kesakitan ketika buang air kecil dikarenakan lubang kulupnya sangat kecil.
  • Untuk mengatasinya, kadang diperlukan tindakan sunat.

 

c. Epispadia atau Hipospadia (Kelainan letak lubang kencing)

  • Lubang kencing yang tidak pada posisinya, bisa terletak di mana saja di sepanjang batas penis, apabila dibawah dinamakan hipospadia, jika diatas dinamakan epispadia.
  • Orang tua dapat menandai, air kencing yang dikeluarkan anak tidak berasal dari tempat yang semestinya.
  • Penanganan kasus ini dikonsultasikan kepada dokter spesialis bedah anak.

 

d. Hidrokel (Cairan dalam kantung zakar)

  • Terdapatnya cairan di dalam kantung zakar, bisa pada satu kantung zakar ataupun keduanya.
  • Dapat disebabkan karena adanya gangguan distribusi cairan pada pembuluh darah balik yang terdapat pada kantung zakar.
  • Umumnya hidrokel tidak memberikan gejala, hanya tampak kantung zakar denga ukuran yang lebih besar dibandingkan ukuran normalnya.
  • Dapat terjadi pada bayi-bayi yang baru lahir dan dapat terserap dengan sendirinya maksimal sampai usia 12 bulan.
  • Bila hidrokel menetap sampai usia 12 bulan, sebaiknya dilakukan tindakan medis berupa pembedahan.

 

e. Undencensus testis (Testis terlambat turun)

  • Adalah apabila testis tidak/terlambat turun ke kantongnya, ditandai dengan adanya satu atau kedua testis dalam skrotum.
  • Normalnya kedua testis akan turun ke dalam kantung zakar.
  • Ditunggu dengan rentang waktu toleransi sekitar 3 – 6 bulan, jika tidak turun perlu penanganan lebih lanjut.

 

f. Hermaphrodit (Kelamin ganda)

  • Kelainan genetik dimana anak tersebut memiliki 2 jenis alat kelamin atau dapat pula ditandai dengan penis kecil sehingga tampak seperti klitoris, sementara skrotumnya sering disangka sebagai bibir vagina (labia).
  • Sering juga disebut bingung kelamin (ambiguous genitalia).
  • Jika menemukan hal tersebut, agar orang tua segera berkonsultasi ke dokter.

 

g. Hernia pada anak laki-laki

  • Hernia adalah turunnya usus akibat lebahnya selaput atau ligamen.
  • Hernia dapat ditandai adanya benjolan pada umbilikus (pusar) dan dikenal hernia umbilicus atau pada lipatan paha dikenal dengan hernia inguinalis maupun pada kantong buah zakar yang disebut hernia skrotalis.
  • Perlu dilakukan operasi guna mengembalikan posisi usus yang masuk ke kantong buah zakar (skrotum) tadi.

 

h. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

  • Infeksi yang terjadi pada ginjal dan saluran kemih akibat adanya bakteri di dalam air kencing dengan jumlah tertentu.
  • Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil (kencing), sering kencing, air kencing yang keluar sedikit dan terasa nyeri. Dapat disertai nyeri perut, nyeri pinggang dan demam.
  • Tetapi sering pula tanpa keluhan sama sekali.

 

Penyakit kelainan pada anak perempuan

a. Lekorrhea (Keputihan)

  • Keputihan adalah semua cairan yang keluar dari vagina selai darah.
  • Dalam keadaan normal, keputihan berwarna jernih dan tidak berbau, serta agak lengket.
  • Pada keadaan tidak normal, keputihan dapat berwarna kuning, cokelat, kehijauan, bahkan kemerahan. Bau yang ditimbulkan bisa asam, amis, atau bahkan busuk. Cairannya bisa cair atau putih kental. Kondisi ini bisa disebabkan bakteri ataupun jamur.

 

b. Infeksi Saluran Kemih (ISK)

  • Infeksi yang terjadi pada ginjal dan saluran kemih akibat adanya bakteri di dalam air kencing dengan jumlah tertentu.
  • Gejala yang timbul dapat berupa nyeri saat buang air kecil (kencing), sering kencing, air kencing yang keluar sedikit dan terasa nyeri. Dapat disertai nyeri perut, nyeri pinggang dan demam.
  • Tetapi sering pula tanpa keluhan sama sekali.

 

c. Hernia pada anak perempuan

  • Turunnya usus akibat jaringan ikat tipis yang lemah hingga menonjol sampai vagina, dapat terlihat pada anak saat menangis atau saat buang air besar atau buang air kecil.
  • Penanganan dengan operasi.

 

C. Promotif dan Preventif

Cara membersihkan alat kelamin pada pria

Merawat kebersihan kelamin salah satu dalam pendidikan seksual yang penting diketahui anak, beberapa cara merawat kebersihan alat kelamin yang diajarkan kepada anak :

  1. Cukup gunakan sedikit sabun dan air bersih ketika membersihkan. Bersihkan setiap kali buang air kecil ataupun buang air besar.
  2. Untuk anak perempuan, cara membersihkan yang tepat yakni bersihkan alat kelamin dari bagian depan ke bagian belakang. Hal ini bertujuan untuk mencegah berpindahnya bakteri atau bibit penyakit yang ada di anus ke bagian kelamin yang nantinya dapat menimbulkan infeksi. Pastikan juga lipatan-lipatan di daerah sekitar alat kelamin di cuci bersih setiap buang air kecil.
  3. Untuk anak laki-laki yang belum di khitan (disunat), bersihkan bagian kelamin yang masih diliputi kulit penutup (kulup) di bagian ujung kelamin, dengan cara menarik kulit kulup kea rah pangkal hingga kepala penis terlihat. Daerah tersebut rentan terdapat kotoran berwarna putih yang jika tidak dibersihkan dapat menimbulkan bau tidak sedap, bahkan bisa terkena infeksi.
  4. Keringkan daerah kelamin setiap kali habis dibersihkan setelah buang air kecil atau buang air besar agar terhindar dari kelembapan yang dapat menimbulkan jamur.
  5. Ganti pakaian dalam secara rutin minimal dua kali sehari atau ketika sudah basah atau terkena bercak kotoran. Hindari pemakaian pakaian dalam yang terlalu ketat karena membuat peredaran darah disekitarnya menjadi tidak lancer.
  6. Jangan pernah menyemprotkan pengharum ke bagian alat kelamin karena bahan yang terkandung didalamnya sangat berbahaya dan dapat menimbulkan infeksi.
  7. Sunat (sirkumsisi)

 

  • Hanya pada anak laki-laki
  • Tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis (kulup) atau preputium
  • Bertujuan untuk membersihkan dari berbagai kotoran penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang masih ada preputiumnya.

 

Cara mencegah pelecehan seksual pada anak

Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan seksual pada anak Anda :

  1. Berikan pakaian yang sopan.
  2. Tanamkan kepada diri anak bahwa dirinya sangat berharga sehingga harus dijaga dengan baik.
  3. Tanamkan rasa malu sejak dini dan ajarkan anak untuk tidak membuka baju di tempat terbuka, juga tidak buang air kecil selain di kamar mandi.
  4. Tanamkan pada anak bahwa tubuh adalah milik pribadi yang berharga.
  5. Tidak semua orang boleh menyentuh bagian pribadi seperti alat kelamin dan dada kecuali pada kondisi tertentu seperti saat diperiksa dokter dan didampingi orang tua, ada 4 titik sentuh yang terlarang diantaranya : mulut, dada, pantat dan kemaluan.
  6. Kenalkan anak dengan “sentuhan boleh” dan “sentuhan tidak boleh”.
  7. Jangan membiarkan orang lain menyentuh bagian tubuh yang tertutup kaos dalam dan celana dalam.
  8. Jauhkan anak dari tayangan pornografi baik film atau iklan.
  9. Ketahui dengan siapa anak menghabiskan waktu dan temani ia saat bermain bersama teman-temannya.
  10. Jangan membiarkan anak menghabiskan waktu di tempat-tempat terpencil dengan orang dewasa lain atau anak laki-laki yang lebih tua.
  11. Jika menggunakan pengasuh, rencanakan untuk mengunjungi pengasuh anak tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
  12. Beritahu anak agar jangan berbicara atau menerima pemberian dari orang yang tidak dikenal.
  13. Dukung anak jika ia menolak dipeluk atau dicium seseorang (walaupun masih keluarga), jelaskan kepada orang bersangkutan bahwa anak sedang merasa tidak nyaman. Dengan begitu anak belajar bahwa ia berwenang atas tubuhnya sendiri.
  14. Dengarkan ketika anak berusaha memberitahu sesuatu, terutama ketika ia terlihat sulit untuk menyampaikan hal tersebut.
  15. Berikan anak waktu yang cukup sehingga anak tidak akan mencari perhatian dari orang dewasa lain.
  16. Hilangkan perasaan bersalah, malu atau takut pada anak jika harus berkata tidak dan melaporkan seseorang yang memaksa melecehkannya. Yakinkan anak bahwa bukan salahnya jika ada yang melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Hal ini bisa menangkal senjata utama para pelaku pelecehan, yaitu berusaha membuat anak merasa bersalah, malu atau takut.
  17. Orang tua harus jeli melihat tanda kekerasan pada anak.
  18. Ajari anak berkata “tidak” pada setiap ajakan mengarah ke kekerasan seksual.

Artikel diatas dikutip dari Materi Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi bagi Kelompok Kegiatan yang digandakan oleh Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bali yang dipaparkan dalam acara Pembinaan Keluarga Berencana di Balai Penyuluhan KB Kecamatan Busungbiu, Kamis (25/06). Acara ini mengundang Pembantu Pembina Keluarga Berencana tingkat Desa (PPKBD)/Sub PPKBD dalam rangka meningkatkan peran serta Institusi Masyarakat Pedesaan dalam Program Keluarga Berencana dan secara khusus mengenai Baby Boom disaat pandemi Covid-19. Acara yang menghadirkan narasumber dari Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Buleleng dan Ketua Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Kabupaten Buleleng membahas 3 materi yakni; Seribu Hari Pertama Kehidupan (1000 HPK), Pertumbuhan dan Perkembangan Balita, serta Kesehatan Reproduksi Balita.

Komentar atas Artikel BKKBN : Kesehatan Reproduksi Balita

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Komentar
 

Layanan Mandiri


Silakan datang / hubungi perangkat Desa untuk mendapatkan kode PIN Anda.

Masukkan NIK dan PIN!

Komentar Terkini

Media Sosial

Facebook

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Jumlah Pengunjung

Facebook Resmi Pemdes Sepang

Mohon Bantu Kami, Like This !!!

×

Lokasi Sepang

tampilkan dalam peta lebih besar